“Patah tumbuh, hilang berganti” itulah motto yang mendasari adanya kaderisasi di Pondok Pesantren Riyadlul ‘Ulum Wadda’wah, dan tercantum pada panca jangka pondok poin kedua. Kaderisasi dianggap sangat penting, karena dengan hal itu estafeta perjuangan dan roda kehidupan pondok terus berjalan.
Guna mempersiapkan kader yang lebih baik, maka bagian Pegasuhan Santri melaksanakan kegiatan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) bagi para siswa kelas XI yang menjadi bakal calon pengurus OSPC periode 2022/2023. Kegiatan ini bertjuan untuk membekali para siswa kelas XI seputar keorganisasian OSPC agar siap dalam menjalankan amanat dengan baik juga menghadapi berbagai problemtika saat menjadi pengurus OSPC kelak dengan baik.
Kegiatan LDKS ini berlangsung selama tiga hari yaitu pada hari Rabu-Jumat (2-4/2). Berbeda dengan LDKS tahun sebelumnya, pada tahun ini para santri kelas XI benar-benar di karantina dengan sistem barak. Barak untuk santri kelas XI putri berlokasi di Gedung Kwait lantai 2, sedangkan barak santri kelas XI putra terletak di Gedung Ibnu Malik lantai 1.
Sitem ini diterapkan guna melatih kedisiplinan para bakal calon pengurus OSPC dalam berbagai kegiatan. Mulai dari bangun tidur, makan, berangkat kegiatan dan lain-lain.
Kegiatan utama LDKS adalah menyimak materi yang disampaikan para pemateri ahli. Pada hari Rabu (2/2), materi pertama disampaikan oleh Ustadz M. Syahrul Zaky R, MA. Ed. Selaku kepala SMAT Riyadlul ‘Ulum. Beliau menyampaikan tentang Organisasi dan Tata Tertib Sekolah. Materi kedua tentang Karakter Organisasi yang disampaikan oleh Kang Ajid Muslim, S.Pd. materi ketiga disampaikan oleh Ustadz Budi Syihabuddin, M.Pd. mengenai Manajemen Sidang.
Hari berikutnya Kamis (3/2), materi keempat disampaikan oleh Ustadz Drs. H. Endang Rahmat mengenai Kepemimpinan dan Etika Pemimpin. Selanjutnya, materi diisi oleh Bapak Asep Munawar, S.Pd.I. seputar Administrasi, Proposal, dan Kesekretariatan. Materi terakhir disampaikan oleh pemateri dari Kwarcab Kota Tasikmalaya seputar Kepramukaan.
Bukan hanya pemberian materi dan kedisipilinan saja yang duterapkan. Para peserta LDKS pun di refresh pikirannya melalui permainan-permainan, kemudian mengasah pikiran dengan memecahkan permasalahan seputar OSPC secara berkelompok, mereka pun saling berbagi inovasi yang akan mereka gagas saat menjabat menjadi pengurus OSPC.
Malam terakhir kegiatan LDKS, para santri putra dan putri kelas XI melaksanakan kegiatan aurodan bersama yang dibuka dengan solawatan bersama kemudian dilanjutkan dengan salat berjamaah di Auditorium Pondok Pesantren Condong. Setelahnya, para peserta diberi ice breaking yang menyenangkan dari Ustadz Fahmi Dzikri Arrija, S.Pd. untuk melatih fokus dan ketelatenan para peserta.
Hari Jumat (4/2) yaitu hari terakhir berlangsungnya LDKS, acara ditutup dengan pengumuman penghargaan bagi para peserta. Penghargaan peserta teladan putri diberikan kepada Tazkia Nurul Fatma (XI MIPA A), peserta teraktif jatuh kepada Dila Anjani Tasriqiyah (XI MIPA A) dan peserta tercermat berdasarkan hasil evaluasi akhir LDKS jatuh kepada Fayrisha Allya Putri Frans (XI MIPA A) dengan nilai sempurna yaitu 100.
Untuk peserta putra, peserta teladan dinobatkan kepada Rendi Saefulloh Yusuf (XI IPS C), peserta teraktif diberikan kepada Muhammad Luthfi Rabbani (XI MIPA F) dan peserta tercermat diberikan kepada Rafka Nafisa (XI MIPA E).
“Alhamdulillah, kegiatan ini sangat menyenangkan. Walaupun dengan suasana kedisiplinan yang begitu ketat dan banyaknya materi yang disampaikan, tapi kami sangat menikmatinya dengan kebersamaan satu angkatan. Rasanya mau LDKS terus aja, daripada pulang ke kamar, hehe.” Kesan Fathina Aprillia (XI IPS B) salah satu peserta LDKS putri. []