Bi-l-Imtihan yukramul mar’u au yuhanu”. Dengan ujian, seseorang bisa jadi akan menjadi mulia atau sebaliknya menjadi hina, Itulah kata yang tepat untuk motto ujian yang tiap semester dilaksanakan di Pesantren Condong.

Setelah berakhirnya pelaksanaan ujian syafahi (ujian lisan) santri Pondok Pesantren Riyadlul Ulum Wadda`wah Condong, bersiap menghadapi ujian tahriri (ujian tulis) / Penilaian Akhir Semester (PAS) yang dimulai pada hari kamis tanggal 15 desember 2016 dan akan berakhir pada hari selasa tanggal 27 desember 2016 yang akan datang. 
Pesantren Condong menggelar ujian tahriri (ujian tulis-red) atau Penilaian Akhir Semester (PAS) untuk santri kelas VII s/d XII  SMP-SMA TERPADU. Ujian PAS ini berlangsung selama 11 hari, adapun ruang ujian membutuhkan 27 ruang dan 134 pengawas.
Panitia PAS dan semua guru pesantren condong bahu-membahu menjaga kelancaran jalannya salah satu agenda terbesar di pondok pesantren ini. Tidak ada satu pun yang berpangku tangan, selain menjadi pengawas ujian, mereka juga bertugas di pos-pos dan unit-unit usaha pondok. Di samping itu, situasi dan kondisi di dalam pondok diatur sedemikian rupa agar tercipta miliu belajar yang kondusif untuk menjamin kesuksesan belajar santri Condong.
Dalam pelaksanaannya, ujian tahriri Penilaian Akhir Semester (PAS) Rata-rata, setiap santri menghadapi tiga mata pelajaran per hari dengan alokasi waktu berdurasi 90 menit untuk setiap materi yang diujikan. Ujian dimulai pada pukul 07.30 pagi tepat dan berakhir pada pukul 12.15, dengan waktu istirahat 15 menit. Khusus untuk kelas IX SMP dan kelas XII SMA ujiannya berbasis komputer, dengan tujuan membiasakan diri ketika UNBK nanti. Untuk kelas IX PASBK berlangsung 4 hari dan kelas XII berlangsung 6 hari dengan mata ujian yang di UNkan.
Penyelenggaraan ujian tahriri / Penilaian Akhir Semester (PAS) di Pesantren Condong berlangsung dalam pengawasan yang sangat ketat. Sehingga, menutup kemungkinan bagi seorang siswa untuk melakukan kecurangan sekecil apapun saat ujian. Di setiap ruang ujian sebanyak 30 orang siswa peserta ujian, ditugaskan dua orang guru sebagai pengawas ujian. dari dimulainya ujian hingga bel pertanda selesainya ujian berdentang. Sedemikian ketatnya, hingga siswa yang berniat curang sekalipun harus berpikir seribu kali sebelum melaksanakan niatnya. Pasalnya, jika ketahuan, ia akan mendapatkan hukuman berat yang tidak pernah diterapkan di sekolah manapun. Demikianlah, Pesantren Condong menanamkan kejujuran kepada seluruh santri-santrinya.
Dalam Ujian betapa pentingnya menanamkan kejujuran terhadap setiap anak didik. Maka, motivasi pembangkit semangat belajar sangatlah diperlukan agar mereka mau bekerja keras dan mendapatkan hasilnya dengan cara yang terhormat. 

Ujian merupakan salah satu agenda terbesar di Pondok Pesantren condong yang tidak hanya melibatkan seluruh santri, akan tetapi juga melibatkan seluruh komponen asatidz/guru. Maka, pelaksanaannya pun terorganisasi dengan baik melalui panitia ujian yang telah ditentukan, seluruh santri dan asatidz untuk bersungguh-sungguh dan jujur. panitia akan menindak tegas siapapun yang berlaku curang dalam ujiannya.
Ujian yang dilaksanakan Pondok Pesantren condong bertujuan mendidik santri-santrinya untuk mencintai ilmu pengetahuan. belajar itu bukanlah untuk sekedar mengikuti ujian, namun ujian merupakan sarana untuk belajar. Maka, santri-santri Pondok Pesantren condong mengenal istilah ‘ujian untuk belajar, bukan belajar untuk ujian’.