Setiap santri di pesantren memiliki permasalahan sendiri yang seringkali memerlukan bimbingan dari wali kelas sebagai pengganti orang tua di dalam pesantren. Saat ini, terdapat beberapa unsur yang bertanggungjawab memastikan setiap santri mendapatkan pelayanan bimbingan baik itu sifatnya yang bersifat akademis, pribadi maupun sosial. Di asrama, para santri mendapatkan bimbingan dari mudabbir (santri senior) dan wali asrama yang tinggal selama 24 jam mendampingi para santri. Untuk memonitor perkembangan akademik, setiap santri juga mendapatkan bimbingan dari wali kelas yang berasal dari guru yunior dan senior.

Selain itu, konselor dari guru Bimbingan & Konseling (BK) juga siap memberikan pelayanan bimbingan apabila permasalahan yang dihadapi santri tidak terselesaikan oleh mudabbir, wali asrama maupun wali kelas. Guru BK yang memiliki latar belakang pendidikan BK secara persuasif memberikan pengarahan dan bimbingan supaya para santri terbiasa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Selain itu, dalam waktu-waktu tertentu guru BK juga berkeliling kelas untuk memberikan penyuluhan tentang permasalahan yang sedang hangat mengemuka di kalangan santri dalam kurun waktu tertentu.

Untuk lebih memantapkan bimbingan terhadap santri, Bagian Pengasuhan Santri mengadakan pelatihan kewalikelasan yang diharapkan bisa membantu wali kelas dalam menangani permasalahan santri dengan efektif. Untuk tujuan tersebut, hadir Konsultan dari Lembaga Psikologi Grahita Kota Tasikmalaya, Ibu Euis. Dalam paparannya, ibu Euis memaparkan tentang 12 tiplogi kepribadian anak dan beberapa penanganan yang bisa diberikan oleh wali kelas dalam mengahadapi kepribadian yang berbeda-beda tersebut.

Acara yang dikoordinir oleh Bagian Pengasuhan Santri ini berlangsung pada hari Jum’at (29/7) di Aula Gedung Tijan Lt. II. Hadir dalam acara ini seluruh wali kelas dan wali asrama dan dibuka langsung oleh kepala SMP Terpadu Putri, Budi Syihabuddin, S.Th.I (*)