Jumat, (13/3) santri Pesantren Condong yang tergabung dalam Ekskul Sastra Komunitas Matapena meluncurkan buku bergenre Self Improvement dalam acara dua tahunan Pekan Literasi Pelajar (PLP) Se-Jawa Barat ke-5.

Matapena sendiri merupakan salah satu ekskul di Pesantren Riyadlul Ulum Wadda’wah Condong yang concern pada bidang literasi terutama sastra. Salah satu program rutinnya adalah menggelar acara PLP dua tahun sekali pada semester satu.

Berlokasi di Auditorium Pesantren, sebanyak 900 pelajar tingkat SMP dan SMA Se-Derajat Se-Jawa Barat turut menyaksikan proses peluncuran buku yang berjudul Menuju Pribadi yang Lebih Nyantri (MPYLN) tersebut. Dengan membayar tiker seharga 35.000 rupiah, peserta sudah bisa mendapatkan buku tersebut beserta fasilitas lain seperti softdrink dan merchandise.

Buku MPYLN sendiri berisi 30 kisah inspiratif tentang romantika kehidupan santri di Pesantren dengan mengklasifikasikannya ke dalam empat fase kehidupan: Santri Baru, A’dho (anggota), Mudabbir (Pengurus), dan Santri Akhir. Setiap kisah dilengkapi deskripsi motivasi dan quotes.

Maksud dan tujuan awal dibuatnya buku ini adalah karena rasa empati dari ekskul Matapena terhadap permasalahan yang kerap dihadapi santri di Pesantren. Diharapkan setelah membaca buku ini, para santri dapat menemukan solusi atau jawaban dari problematika yang mendera mereka selama mondok.

Acara diawali prosesi pembukaan simbolis dengan pemutaran video profil Matapena dan PLP serta penerbangan balon oleh Dewan Pimpinan Pesantren lalu dilanjutkan foto bersama dengan para penulis buku yang terdiri dari 15 anggota terpilih Matapena.

Alhamdulillah Komunitas Matapena ini rajin berkarya dengan jenis karya yang selalu berbeda dari tahun ke tahun, dari mulai buku Hidup Sekali Hiduplah yang Berarti yang bahkan dibuat filmnya, lalu film Intensif, Santri Story, Parabel Haru, hingga yang sekarang berjudul Menuju Pribadi yang Lebih Nyantri. Semoga bisa terus istiqomah berdakwah lewat karya-karyanya.” Tutur Pimpinan Pesantren Condong, KH. Diding Darul Falah dalam sambutannya.

Selain pembukaan simbolis, para penulis buku MPYLN juga menggelar talkshow dan bedah buku yang dikemas secara fun dan santai dengan menyisipkan beberapa adegan mini drama kegiatan sehari-hari pondok sebagaimana tercantum dalam buku MPYLN. Sebelumnya, para peserta juga disuguhi tayangan video film pendek yang menjadi trailer isi buku.

“Saya ikut menulis dalam buku MPYLN ini dengan menyumbang dua judul yang berkaitan dengan kegalauan santri dalam menyikapi kelanjutan mondok atau pindah, satu lagi mengenai kemalasan yang sering mendera santri saat belajar di kelas. Lewat buku ini saya ingin para pembaca bisa berpikir lebih bijak dalam menentukan sikap. Menurut saya mesantren itu adalah pilihan tepat, kita bisa belajar, ibadah dengan khusyuk, dan meminimalisir pergaulan yang tidak diinginkan.” Tutur Arya Nugraha saat talkshow dan bedah buku.

Selain Peluncuran buku, program lain dalam kegiatan PLP 5 adalah sarasehan literasi bersama penulis buku best seller “Man Jadda Wajada” Akbar Zainudin yang membahasa tema “Tren Buku dan Tips Penulisan Buku-Buku Self Improvement”. Sebelum memaparkan materi, beliau sempat mengapresiasi buku MPYLN yang ditulis oleh Komunitas Matapena.

“Ini bagus sekali, santri sudah bisa bikin buku seperti ini. Bahkan saya berani bilang, ini adalah karya terkeren yang pernah saya temukan di pesantren-pesantren. Ke depan saya insyaAllah mau mengajak santri-santri di sini untuk ikut program satu bula satu buku.” Papar beliau.

Usai acara sarasehan literasi, para peserta disuguhi penampilan teater yang memukau dari para anggota Matapena dan live Islamic music. Sepanjang acara, para peserta pun dimanjakan dengan beragam doorprize dan aneka bazar seperi kuliner dan buku dari Toko Buku Gramedia.

Acara diakhiri dengan pengumuman para juara Lomba Cipta Cerpen antar santri Pondok Pesantren Riyadlul Ulum Wadda`wah Condong. Mereka adalah: Ai Mila Apriani Fadilah sebagai Juara Pertama, Ilham Fahmi Noor Juara Kedua, dan Ihsan SM sebagai Juara ketiga.

Seperti yang diungkapkan Ketua Pelaksana, Icep Raihan Nafis dalam sambutannya, terselenggaranya kegiatan ini memiliki beberapa tujuan, yakni untuk ikut menyukseskan program pemerintah dalam menggalakan budaya literasi, mengasah kemampuan soft skill para santri dalam bidang kepenulisan, serta menumbuhkan budaya membaca dan menulis di kalangan pelajar.[]